Mengapa orang desa rela mengeluarkan uang yang terbatas untuk membeli sepeda motor baru, dan mengapa mereka rela membeli kredit dengan DP=0 untuk hanya untuk memiliki sepeda motor? Mengapa orang desa termasuk pertaninya bisa membeli HP dengan harga mahal? Apakah mereka membutuhkan sepeda motor dan HP?
Selain gengsi, karena memang merekapun membutuhkan sepeda motor dan HP untuk kehidupan sehari-hari. Atau karena nilai harapan yang didapatkan dengan sepeda motor dan HP dinilai lebih tinggi dari investasi yang dikeluarkan. Nilai harapan itu termasuk gengsi dan prestise.
Bagaimana dengan alat mesin? Relakah petani membeli alat mesin pertanian? Apakah mereka membutuhkan? Atau mereka dapat meningkatkan gengsi mereka dengan alat mesin pertanian?
Indonesia melakukan mekanisasi lebih dulu dari Thailand dan Korea, tapi saat ini bisa kita bandingkan perkembangan mekanisasinya.
Beberapa sebab mengapa alat mesin pertanian yang telah diciptakan banyak perguruan tinggi banyak tersendat perkembangannya.
Faktor Kelembagaan Alat Mesin Pertanian
a. Kelembagaan yang menangani alat mesin pertanian di Indonesia sangat beragam. Kelembagaan itu adalah Perguruan tinggi, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian dan Balai pengawasan Mutu Alat Mesin Pertanian (di bawah Deptan), BPPT Pertanian. Bahkan lembaga balai perkebunan, balai tanaman pangan dan balai industri agro serta deperindag pun ikut-ikutan melakukan riset dan pengembangan alat mesin pertanian. Tapi saat ini, sudahkah seluruh kelembagaan itu berkoordinasi dengan baik? Di Indonesia ini, hampir semua badan-badan tak berkoordinasi dengan baik. Jangan heran kalau menurut Deptan tidak impor, tapi menurut Deperindag impor mengenai beras. Karena selama ini lembaga-lembaga yang ada tidak nyambung.
b. Pemasaran alat mesin pertanian diserahkan secara penuh kepada swasta.
c. Masih adakah UPJA-UPJA saat ini? UPJA banyak terbengkalai karena minimnya dana untuk operasional alat mesin pertanian.
2. Faktor Teknologi Alat Mesin Pertanian
a. Petani masih menganggap bahwa teknologi yang diterapkan nilai keuntungannya sama dengan teknologi tradisional yang mereka pakai selama ini, atau bahkan teknologi alat mesin pertanian lebih memiliki tingkat keuntungan rendah secara ekonomi karena biaya operasional yang harus dikeluarkan. Padahal jikalau waktu yang dapat dihemat dengan alat mesin, maka petani dapat melakukan aktivitas lainnya untuk mendapatkan pendapatan lebih. Tetapi lahan kerja lainnya belum difasilitasi.
3. Faktor Masyarakat Petani
a. Daya beli petani kita masih kurang. Petani lebih memilih membeli kerbau untuk menggarap lahannya yang hanya beberapa hektar saja. Mereka lebih menganggap kerbau yang bisa beranak lebih menguntungkan dari pada traktor yang harus mengeluarkan biaya operasional bahan bakar, pelumas dan perbaikan suku cadang.
b. Sudah baik kah sistem kelompok tani kita? Hanya beberapa wilayah saja kelompok tani kita sudah dikembangkan. Padahal ini adalah salah satu faktor pendukung berjalannya penerapan alat mesin pertanian karena dengan adanya kelompok tani, maka lahan pertanian akan digabungkan secara kolektif, dan kebutuhan alat mesin pertanian dapat dipenuhi dengan dana kolektif.
c. Petani banyak yang tidak memiliki kemampuan untuk mengoperasikan alat mesin karena kurangnya sosialisasi dari pihak yang bertanggungjawab.
d. Petani belum merasa membutuhkan alat mesin karena dengan sistem/metode yang mereka pakai saat ini mereka masih merasa untung.
e. Demografi masyarakat juga mempengaruhi dan sangat mempengaruhi. Ketika tenaga kerja masih banyak tersedia dan mereka menggantungkan hidupnya menjadi buruh tani, maka alat mesin pertanian belum bisda diterima.
f. Pendidikan masyarakat juga mempengaruhi tingnkat pemahaman terhadap pentingnya mekanisasi pertanian.
Maka dari itu, IMATETANI sebagai satu-satunya wadah pergerakan mahasiswa teknik pertanian di Indonesia secara nasional baiknya melaksanakan hal-hal berikut :
- IMATETANI segera harus melakukan pendesakan dan pengawalan kebijakan dan kinerja kelembagaan-kelembagaan yang berkepentingan dan bertanggungjawab terhadap pengembangan alat mesin pertanian.
- Medesak pemerintah agar merapihkan kelembagaan alat mesin pertanian agar tidak terjadi tumpang tindih tanggungjawab.
- Penciptaan teknologi alat mesin pertanian yang fungsional, melalui gerakan penciptaan alat mesin pertanian fungsional secara kondisi teknis wilayah oleh mahasiswa teknik pertanian di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
- Melakukan gerakan bersama pelatihan operasi alat mesin pertanian kepada petani di seluruh wilayah masing-masing perguruan tinggi dimana mahasiswa teknik pertanian berada.
- Menghubungkan pihak kelompok tani, bengkel tani dengan perguruan tinggi agar mendapat bimbingan dan kerjasama untuk pemeliharaan lat mesin pertanian.
- Mengkampanyekan kepada masyarakat luas tentang pengembanga alat mesin pertanian
- Membangun kesadaran kepada mahasiswa akan permasalahan alat mesin pertanian Indonesia sehingga timbulah kemauan untuk berfikir dan bertindak dari mahasiswa sebagai calon-calon pencipta dan yang akan terjun ke masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar