Senin, 27 Mei 2013

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr)
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr)
Tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tinggi 27 - 40 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, kulit pecah-pecah, permukaan kasar, percabangan simpodial, bercabang banyak, arah mendatar. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berseling (alternate), permukaan atas berwarna hijau tua - bawah cokelat kekuningan, bentuk jorong hingga lanset, panjang 6,5 - 25 cm, lebar 3 - 5 cm, ujung runcing, pangkal membulat (rotundatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas mengkilat (nitidus), permukaan bawah buram (opacus), tidak pernah meluruh, bagian bawah berlapis bulu halus berwarna cokelat kemerahan. 

Bunga muncul di batang atau cabang yang sudah besar, bertangkai, kelopak berbentuk lonceng (campanulatus) - berwarna putih hingga cokelat keemasan, berbunga sekitar bulan Januari. Buah bulat atau lonjong, panjang 15 - 30 cm, kulit dipenuhi duri-duri tajam, warna coklat keemasan atau kuning, bentuk biji lonjong, 2 - 6 cm - berwarna cokelat, berbuah setelah berumur 5 - 12 tahun. Perbanyaan Generatif (biji). 


Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Malvales
Famili: Bombaceae
Genus: Durio


Durian tumbuh dalam bentuk pohon, Batang jelas terlihat, berkayu (lignosus), berbentuk silindris. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan percabangan monopodial. Arah tumbuh cabang condong keatas dan ada pula yang mendatar. Pepagan (kulit batang) berwarna coklat, mengelupas tak beraturan. 

Daun (folium) Tergolong daun tunggal yang tidak lengkap. Pada suatu daun tidak lengkap terdiri atas beberapa bagian yaitu:
  • Tangkai daun (petiolus)
  • Helaian daun (lamina).

Pertulangan daun menyirip. bagian ibu tulang daun (costa) memanjang dari pangkal daun hingga ujung daun dan dari costa keluar kesamping tulang-tulang cabang (nervus lateralis) sehingga mengingatkan kita pada sirip-sirip ikan. Daun Durio zibethinus Murr berbentuk lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5) cm; terletak berseling;; berpangkal dan berujung runcing (acutus) , sisi atas berwarna hijau terang. Tepi daun rata dengandaging daun tebal seperti kulit/belulang (coriaceus). Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.


Arilus atau salut biji dari buah durian umumnya dimakan dalam keadaan segar. Daging buah yang tebal ini dapat diolah menjadi beraneka makanan, misalnya dodol durian, kolak durian, tempoyak, permen, es krim, dan lain-lain.

Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau dicampurkan dalam kolak durian. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit).

 Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional. Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian yang telah dimakan sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan meletakkannya di sudut ruangan. Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan, namun tidak begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi ringan di bawah atap, asalkan tidak bersentuhan dengan tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar