Selasa, 05 Maret 2013

Teknis Budidaya Tanaman Stroberi

Teknis Budidaya Tanaman Stroberi

1. SEJARAH SINGKAT 

Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yg ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa & Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yg pertama kali masuk ke Indonesia. 


2. JENIS TANAMAN 

Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut: 

Divisi : Spermatophyta 

Sub divisi : Angiospermae 

Kelas : Dicotyledonae 

Keluarga : Rosaceae 

Genus : Fragaria 

Spesies : Fragaria spp. 

Stroberi yg kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yg dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dgn F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrid yg merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Varitas stroberi introduksi yg dapat ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda, Bogota, Elvira, Grella & Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze asal Jepang yg cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yg sejak lama menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala & Nenas yg cocok utk membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam. 


3. MANFAAT TANAMAN 

Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar atau olahannya. Produk makanan yg terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi. 


4. SENTRA PENANAMAN 

Dapat dikatakan bahwa budidaya stroberi belum banyak dikenal & diminati. Karena memerlukan temperatur rendah, budidaya di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang & Cianjur (Jawa Barat) adalah daerah sentra pertanian di mana petani sudah mulai banyak membudidayakan stroberi. Dapat dikatakan bahwa utk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi. 


5. SYARAT PERTUMBUHAN 

5.1. Iklim 

1. Tanaman stroberi dapat tumbuh dgn baik di daerah dgn curah hujan 600-700 mm/tahun. 

2. Lamanya penyinaran cahaya matahari yg dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya. 

3. Stroberi adalah tanaman subtropis yg dapat beradaptasi dgn baik di dataran tinggi tropis yg memiliki temperatur 17–20 derajat C. 

4. Kelembaban udara yg baik utk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%. 

5.2. Media Tanam 

1. Jika ditanam di kebun, tanah yg dibutuhkan adalah tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air & udara baik. 

2. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg ideal utk budidaya stroberi di kebun adalah 5.4-7.0, sedangkan utk budidaya di pot adalah 6.5–7,0. 

3. Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yg disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot, media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan airdan unsur hara selalu tersedia. 

5.3. Ketinggian Tempat 

Ketinggian tempat yg memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl. 


6. PEDOMAN BUDIDAYA STROBERI 

6.1. Pembibitan 

Stroberi diperbanyak dgn biji & bibit vegetatif (anakan & stolon atau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350. 

1. Perbanyakan dgn biji 

1. Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu keringanginkan. 

2. Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dgn media berupa campuran tanah, pasir & pupuk kandang (kompos) halus yg bersih (1:1:1). Benih disemaikan merata di atas media & tutup dgn tanah tipis. Kotak semai ditutup dgn plastik atau kaca bening & disimpan pada temperatur18-20 derajat C. 

3. Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dgn jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dgn media persemaian. Bedengan dinaungi dgn plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm & tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun. 

2. Bibit vegetatif utk budidaya stroberi di kebun Tanaman induk yg dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat & produktif. Penyiapan bibit anakan & stolon adalah sebagai berikut: 

1. Bibit anakan : Rumpun dibongkar dgn cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yg sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir & pupuk kandang halis (1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik. 

2. Bibit stolon : Rumpun yg dipilih telah memiliki akar sulur pertama & kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir & pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm & berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun. 

3. Bibit utk budidaya stroberi di polibag : Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dgn cara yg sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah padi & pupuk kandang (2:1). Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran 30 x 20 cm berisi media yg sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan. 

6.2. Pengolahan Media Tanam 

1. Budidaya di Kebun Tanpa Mulsa Plastik 

1. Di awal musim hujan, lahan diolah dgn baik sedalam 30-40 cm. 

2. Keringanginkan selama 15-30 hari. 

3. Buat bedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dgn lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan: lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dgn lahan, jarak antar guludan 40 x 60 cm. 

4. Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos secara merata di permukaan bedengan/ guludan. 

5. Biarkan bedengan/guludan selama 15 hari. f) Buat lubang tanam dgn jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm. 

2. Budidaya di Kebun dgn Mulsa Plastik. 

1. Di awal musim hujan, lahan diolah dgn baik & keringanginkan 15-30 hari. 

2. Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dgn lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan: lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dgn lahan, jarak antar bedengan 60 cm. 

3. Keringanginkan 15 hari. 

4. Taburkan & campurkan dgn tanah bedengan/guludan 200 kg urea, 250 kg SP-36 & 100 kg/ha KCl. 

5. Siram hingga lembab. 

6. Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan/guludan & kuatkan ujung-ujungnya dgn bantuan bambu berbentuk U. 

7. Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak antar lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40 cm. 

8. Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi. 

3. Pengapuran : Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit ditebarkan di atas bedengan/guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera setelah bedengan/guludan selesai dibuat. 

6.3. Teknik Penanaman 

1. Siram polybag berisi bibit & keluarkan bibit bersama media tanamnya dgn hati-hati. 

2. Tanam satu bibit di lubang tanam & padatkan tanah di sekitar pangkal batang. 

3. Untuk tanaman tanpa mulsa, beri pupuk dasar sebanyak 1/3 dari dosis pupuk anjuran (dosis anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36 & 150 kg/ha KCl). Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di kiri-kanan tanaman. 

4. Sirami tanah di sekitar pangkal batang sampai lembab. 

6.4. Pemeliharaan Tanaman 

1. Penyulaman : Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam. Tanaman yg disulam adalah yg mati atau tumbuh abnormal. 

2. Penyiangan : Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dgn mulsa plastik. Mulsa yg berada di antara barisan/bedengan dicabut & dibenamkan ke dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan. 

3. Perempelan/Pemangkasan : Tanaman yg terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas. Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua/rusak. Tanaman stroberi diremajakan setiap 2 tahun. 

4. Pemupukan 

1. Pertanaman tanpa mulsa: Pupuk susulan diberikan 1,5-2 bulan setelah tanam sebanyak 2/3 dosis anjuran. Pemberian dgn cara ditabur dalam larikan dangkal di antara barisan, kemudian ditutup tanah. 

2. Pertanaman dgn mulsa: Pupuk susulan ditambahkan jika pertumbuhan kurang baik. Campuran urea, SP-36 & KCl (1:2:1,5) sebanyak 5 kg dilarutkan dalam 200 liter air. Setiap tanaman disiram dgn 350-500 cc larutan pupuk. 

5. Pengairan & Penyiraman : Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Setelah itu penyiraman dikurangi berangsur-angsur dgn syarat tanah tdk mengering. Pengairan bisa dgn disiram atau menjanuhi parit antar bedengan dgn air. 

6. Pemasangan Mulsa Kering : Mulsa kering dipasang seawal mungkin setelah tanam pada bedengan/ guludan yg tdk memakai mulsa plastik. Jerami atau rumput kering setebal 3–5 cm dihamparkan di permukaan bedengan/guludan & antara barisan tanaman. 

7. HAMA & PENYAKIT STROBERI 

7.1. Hama 

1. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii) 

o Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm), hidup bergerombol di permukaan bawah daun. 

o Gejala: pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan bunga/buah terhambat. 

o Pengendalian: dgn insektisida Fastac 15 EC & Confidor 200 LC. 

2. Tungau (Tetranychus sp. & Tarsonemus sp.) 

o Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak segi tiga & telur kemerah-merahan. 

o Gejala: daun berbercak kuning sampai coklat, keriting, mengering & gugur. 

o Pengendalian: dgn insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC atau Agrimec 18 EC. 

3. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus) & kumbang penggerek batang (O. sulcatus). 

o Gejala: di bagian tanaman yg digerek terdapat tepung. 

o Pengendalian: dgn insektisida Decis 2,5 EC, Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga. 

4. Kutu putih (Pseudococcus sp.) 

o Gejala: bagian tanaman yg tertutupi kutu putih akan menjadi abnormal. 

o Pengendalian: kimia dgn insektisida Perfekthion 400 EC atau Decis 2,5 EC. 

5. Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi) 

o Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman. 

o Gejala: tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus & kurang berbulu. 

o Pengendalian: dgn nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G atau Nemacur 10 G. 

7.2. Penyakit 

1. Kapang kelabu (Botrytis cinerea) 

o Gejala: bagian buah membusuk & berwarna coklat lalu mengering. 

o Pengendalian: dgn fungisida Benlate atau Grosid 50 SD. 

2. Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks) 

o Gejala: bah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda & buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu. 

o Pengendalian: dgn fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21. 

3. Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer). 

o Gejala: 

1. buah busuk, berair, berwarna coklat muda & bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh; 

2. di tempat penyimpanan, buah yg terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih & spora hitam. 

o Pengendalian: membuang buah yg sakit, pasca panen yg baik & budidaya dgn mulsa plastik. 

4. Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman) 

o Gejala: jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun tdk segar, kadang-kadang layu terutama siang hari. 

5. Embun tepung (Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator). 

o Gejala: bagian yg terserang, terutama daun, tertutup lapisan putih tipis seperti tepung, bunga akan mengering & gugur. 

o Pengendalian: dgn fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC. 

6. Daun gosong (Diplocarpon earliana atau Marssonina fragariae) 

o Gejala: Daun berbercak bulat telur sampai bersudut tdk teratur, berwarna ungu tua. 

o Pengendalian kimia dgn fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP. 

7. Bercak daun 

o Penyebab : 

1. Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae, 

o Gejala: bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna coklat yg akan berubah menjadi putih; 

2. Pestalotiopsis disseminata, 

o Gejala: bercak bulat pada daun. Pusat bercak berwarna coklat fua dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan, daun mudah gugur; 

3. Rhizoctonia solani, 

o Gejala : bercak coklat-hitam besar pada daun. 

o Pengendalian kimia dgn fungisida bahan aktif tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB 21. 

8. Busuk daun (Phomopsis obscurans). 

o Gejala: noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu, kemudian noda membentuk luka mirip huruf V. 

o Pengendalian: dgn Dithane M-45, Antracol 70 WP atau Daconil 75 WP. 

9. Layu vertisillium (Verticillium dahliae) 

o Gejala: daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat, layu & tanaman mati. 

o Pengendalian: melalui fumigasi gas dgn Basamid-G. 

10. Virus 

o Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau. 

o Gejala: terjadi perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol (motle), daun jadi keriput, kaku, tanaman kerdil. 

o Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida utk mengendalikan serangga pembawa virus. Pencegahan hama & penyakit umumnya dapat dilakukan dgn menjaga kebersihan kebun/tanaman, menanam secara serempak (untuk memutus siklus hidup), menanam bibit yg sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga tanaman tumbuh sehat, melakukan pergiliran tanaman dgn tanaman bukan keluarga Rosaceae & memangkas bagian tanaman/mencabut tanaman yg sakit. Membudidayakan stroberi dgn mulsa plastik juga akan menekan pertumbuhan hama/penyakit. Khusus utk penyakit, perbaikan drainase biasanya dapat menurunkan serangan. 

8. PANEN STROBERI 

Tanaman asal stolon & anakan mulai berbung ketika berumur 2 bulan setelah tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang. Setelah tanaman berumur 4 bulan, bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan & pembuahan dapat berlangsung selama 2 tahun tanpa henti. 

8.1. Ciri & Umur Panen 

1. Buah sudah agak kenyal & agak empuk. 

2. Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan. 

3. Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal pembentukan buah. 

8.2. Cara Panen 

Panen dilakukan dgn menggunting bagian tangkai bunga dgn kelopaknya. Panen dilakukan dua kali seminggu. 

7.3. Perkiraan Produksi 

Produktivitas tanaman stroberi tergantung dari varietas & teknik budidaya: 

1. Varitas Osogrande: 1,2 kg/tanaman/tahun. 

2. Varitas Pajero: 0,8 kg/tanaman/tahun. 

3. Varitas Selva: 0,6-0,7 kg/tanaman/tahun. 

Teknik budidaya stroberi dgn naungan UV memberikan hasil 1-1,25 kg/tanaman/tahun. 

9. PASCAPANEN 

1. Pengumpulan : Buah disimpan dalam suatu wadah dgn hati-hati agar tdk memar, simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas terpal/plastik. Cuci buah dgn air mengalir & tiriskan di atas rak-rak penyimpanan. 

2. Penyortiran & Penggolongan : Pisahkan buah yg rusak dari buah yg baik. Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna, ukuran & bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu: 

1. Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies; (2) warna & kematangan buah seragam. 

2. Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies; (2) bentuk & warna buah bervariasi. 

3. Kelas II: (1) tdk ada batasan ukuran buah; (2) sisa seleksi kelas ekstra & kelas I yg masih dalam keadaan baik. 

3. Pengemasan & Penyimpanan : Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg & ditutup dgn plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin 0-1 derajat C. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar