Sabtu, 29 Juni 2013

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Karet (Hevea brasiliensis)

Pengamatandilakukan secara visual dengan mengamati ciri khas dari setiap klon. Dengan teknik ini diperlukan kemampuan fitur pengenal khas melalui pelatihan intensif. Ciri-ciri morfologi yang diamati dapat dilihat 
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Hevea
Spesies: Hevea brasiliensis Muell. Arg
1. Karakteristik morfologi Membedakan Klon untuk Bagian Karet No Karakteristik Tanaman Karet A. Morfologi Rod (usia 10-18 bulan) Karakteristik yang diamati adalah: keadaan pertumbuhan, batang ketegakan, dan bentuk batang. 
2. Kulit Batang (cokelat) Karakteristik yang diamati adalah: gabus kulit kulit, warna kulit, dan sel-sel gabus Lenti.
3. Mata (tunas akan) Karakteristik yang diamati adalah: lokasi mata, dan basis mantan tangkai daun. 
4. Payung (daun) karakteristik diamati termuda adalah: bentuk payung, ukuran payung, payung kerapatan, dan jarak antara payung. 
5. Daun batang (payung untuk dua dari atas) Karakteristik yang diamati adalah: posisi dan bentuk panjang, tangkai daun yang besar, ukuran, dan bentuk kaki. 
6. Daun tangkai anak (payung yang telah tumbuh sempurna) Karakteristik yang diamati adalah: posisi, bentuk, ukuran, panjang, dan sudut anak-anak tangkai daun. 
7. Daun karakteristik pisau yang diamati adalah: warna daun, kilau, bentuk, tepi daun, penampang memanjang, penampang, di mana helai daun dan posisi daun pusat, posisi tepi simetri helai daun, daun ukuran dan daun ekor. 
8. Karakteristik khusus pada dasarnya klon karet tertentu kadang-kadang memiliki karakteristik khusus, seperti helai daun yang dipelintir.

Selasa, 11 Juni 2013

Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Mawar

Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Mawar
Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Mawar
Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari holand (Belanda). Mawar yang banyak adalah tipe Hybrid Tea dan Medium,memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat roduktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m /tahun.

Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia antara lain : Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.

Sedangkan beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan untuk dibudidayakan didataran rendah antara lain: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman.

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosanales

Famili : Rosaceae

Genus : Rosa

Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain.

Seperti budidaya tanaman pada umumnya, dalam membudidayakan Mawar ini ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar tanaman Mawar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Beberapa syarat tumbuh pada budidaya Mawar adalah

A. Iklim

Iklim itu sendiri terdiri dari beberapa faktor, yaitu : 
Angin, dalam budidaya Mawar, angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar. 
Curah hujan, bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik kisaran curah hujan adalah 1500-3000 mm/tahun. Sedangkan penyinaran matahari yang diperlukan oleh tanaman Mawar antara 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang dapat menyebabkan tanaman kering. 
Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %. 

B. Media Tanam

Media tanam yang diperlukan dalam budidaya Mawar adalah sebagai berikut : 
Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik. 

Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. 
Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur- unsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar. 


C. Ketinggian Tempat 

Mawar tumbuh baik pada: 
Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28–30 derajat C. 
Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24–27 derajat C. 
Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C. 


Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl. Sehingga tanaman Mawar cocok dijadikan sebagai tanaman agrobisnis andalan.



Pengeringan granul (dry granulation)




BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

1.      Definisi Granul
Granul merupakan gumpalan partikel-partikel yang lebih kecil umumnya berbentuk tidak merata dan seperti partikel tunggal yang lebih besar. Granulasi adalah proses pembesaran ukuran partikel individual atau campuran serbuk untuk menghasilkan campuran obat dan eksipien dalam bentuk granul yang lebih besar dan lebih kuat daripada ukuran awal, sedangkan partikel awal masih dapat diidentifikasi.

2.      Tujuan Granulasi
Tujuan suatu sediaan yang diolah menjadi granul antara lain :
a)      Untuk meningkatkan bobot jenis bulk secara keseluruhan.
b)      Untuk mendapatkan campuran yang mempunyai sifat alir yang baik (free flowing).
c)      Mengurangi debu dari serbuk halus yang digunakan.
d)     Mencegah terjadinya segresi /pemisahan akibat perbedaan bobot jenis, kemampuan dikempa.
e)      Untuk meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi (wettability).

3.      Mamfaat granul
Keuntungan granulasi basah :
·         Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan menghasilkan bentuk tablet yang bagus, keras dan tidak rapuh.
·         Zat aktif yang kompaktibilitasnya rendah dalam dosis yang tinggi dibuat dengan metode granulasi basah, karena jika digunakan metode cetak langsung memerlukan banyak eksipien (bahan tambahan) sehingga berat tablet terlalu besar.
·         Zat aktif yang larut dalam dosis kecil, maka distribusi dan keseragaman zat aktif akan lebih baik kalau dicampurkan dengan larutan bahan pengikat.

Kerugian dari metode ini adalah perlu waktu dan biaya yang cukup besar termasuk para pekerja, perolahan, energi dan ruangan. Pada saat granulasi terjadi perubahan patikel bahan baku menjadi granul dengan ukuran lebih besar dan lebih seragam sehingga fluiditas (sistem alir) dan kompresibilitas (ukuran perubahan volume) serbuk lebih baik.
Mamfaat granul kering
Tablet hasil dari metode granulasi kering ini lebih rapuh dibandingkan tablet yang didapatkan dari proses granulasi basah, tetapi cara ini memiliki beberapa keuntungan antara lain :
·         Peralatan dan ruang yang digunakanlenih sedikit serta waktu prosesing lebih singkat dibandingkan cara granulasi basah.
·         Bahan aktif yang sensitif terhadap panas dapat dilakukan dengan cara ini karena tidak ada proses pengeringan.
·         Waktu hancur tablet umunya lebih cepat karena daya hancur dari amilum tidak dikurangi oleh bahan pengikat yang ada pada granulasi basah.
·         Proses ini dapat digunakan untuk menghasilkan tablet buih, dimana senyawa asam dan basa dapat bereaksi dengan sempurna bila dimasukkan kedalam air.

4.      Parameter Sifat Fisik Granul
Granul adalah gumpalan dari partikel-partikel yang kecil. Umumnya granul dibuat dengan cara melembabkan serbuk atau campuran serbuk yang digiling dan melewatkan adonan yang sudah lembab pada celah ayakan dengan ukuran lubang ayakan yang sesuai dengan granul yang diinginkan. Pemeriksaan-pemeriksaan kualitas granul sangat bermanfaat, karena sifatsifat granul tidak hanya mempengaruhi peristiwa pentabletan saja, tetapi juga kualitas tabletnya sendiri. Parameter kualitas granul meliputi :
1.      Distribusi ukuran partikel
Diameter rata-rata dari suatu populasi dapat diketahui dengan beberapa cara di antaranya dengan metode pengayakan, metode mikroskopi, pengendapan, absorpsi, dan lain-lain. Distribusi ukuran granul dipengaruhi oleh metode granulasi, banyaknya larutan pengikat, waktu pemrosesan. Metode sederhananya untuk menghitung ukuran rata-rata partikel dengan menggunakan ayakan standar yang telah diketahui ukurannya yaitu mesh yang menandakan banyaknya lubang perinchi.
2.      Waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir dalam suatu alat. Sifat ini dapat dipakai untuk menilai efektifitas bahan pelicin, dimana adanya bahan pelicin dapat memperbaiki sifat alir suatu granul. Mudah tidaknya aliran granul dapat dipengaruhi oleh bentuk granul, bobot jenis, keadaan permukaan dan kelembapannya. Kecepatan alir granul sangat penting karena berpengaruh pada keseragaman pengisian ruang kompresi dan keseragaman bobot tablet.
3.      Sudut diam
Sudut diam yaitu sudut yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan kelembapan granul. Uji sudut diam menggambarkan sifat alir serbuk pada waktu mengalami proses penabletan. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh gaya tarik dan gaya gesek antar partikel, jika gaya tarik dan gaya gesek kecil maka akan lebih cepat dan lebih mudah mengalir. Semakin datar kerucut yang dihasilkan, maka sudut kemiringan semakin kecil dan semakin baik sifat aliran serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30obiasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40o biasanya daya mengalirnya kurang baik.
5.      Pengaruh Granulasi
Beberapa pengaruh dari proses granulasi antara lain :
o   Keseragaman bobot dalam pembuatan tablet yang disebabkan oleh aliran granul yang kurang baik.
o   Memberikan kelarutan pada massa table apabila menggranulasi dengan air pada zat aktif yang larut air.
o   Kelengketan pada cetakan tablet saat dilakukan pencetakan, sehingga pada granulasi yang kasar harus banyak dikurangi.
o   Granul yang terlalu halus dan kering akan menyebabkan tablet yang mudah hancur dan terbelah.

6.      Efektivitas
Efektivitas dan hasil dari suatu granulasi tergantung pada :
*      Jumlah bahan pelicin dan pengikat yang digunakan.
*      Tipe bahan pelican dan pengikat yang digunakan.
*      Besarnya ukuran obat dan eksipien.
*      Efektivitas dan lamanya proses pengadukan.
*      Kecepatan pengeringannya.

7.      Formulasi
Formula 1 :
Fase Dalam (97%)
Zat aktif A                   sesuai dosis
Amilum kering            10%
Laktosa                        q.s
Fase Luar                   (3%)
Mg stearat                    1%
Talk                              2% 

Formula 2 :
Granul seberat 300 g :
- Gelatin          15 %
- Avicel           85 %
- Aquades        qs

Formula 3 :
Serbuk mengkudu                   20 %
Asam sitrat                              24 %
Natrium bikarbonat                 30 %
Sukrosa                                   22 %
Aspartam                                 1,5 %
PVP (Polivinil Pirolidin)         2 %
Aerosil                                     0,5 %
Essen gula asam                      qs
8.      Mamfaat tableting
keuntungan metode kempalangsung yaitu :
a)      Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
b)      Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, makawaktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenagadan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
c)      Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
d)     Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul,tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus,sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
      Kerugian metode kempa langsung :
a)      Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisidapatmenimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
b)      Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karenaitu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.
Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawaamin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempalangsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.







BAB II
MEKANISME

 Metode Granulasi
Metode-metode granulasi terdiri dari :
1.      Granulasi Basah
Metode ini paling banyak digunakan dalam produksi tablet, walaupun melalui proses yang panjang. Granul dibentuk dengan jalan mengikat serbuk dengan suatu pengikat yang tergantung kelarutan dan komponen campuran. Untuk menentukan titik akhir adalah dengan menekan massa pada telapak tangan, bila remuk dengan tekanan sedang maka diteruskan pengayakan basah untuk mengubah massa lembab menjadi kasar. Dalam hal ini digunakan pengayak yang berlubang besar agar granul lebih berkonsolidasi, meningkatkan banyaknya tempat kontak partikel, dan meningkatkan luas permukaan sehingga memudahkan pengeringan. Proses pengeringan dimaksudkan untuk menghilangkan pelarut dan megurangi kelembaban sampai pada tingkat yang optimum. Yang memegang peranan penting adalah ikatan antara partikel. Setelah pengeringan granul diayak kembali.

2.      Granulasi Kering
Granulasi kering, juga dinyatakan sebagai briketasi atau kompaktasi, yang sering digunakan dalam industri. Cara ini membutuhkan lebih sedikit waktu dan lebih ekonomis daripada pembutiran lembab. Cara ini sangat tepat untuk tabletasi zat-zat peka suhu atau bahan obat yang tidak stabil dengan adanya air.
Pada metode granulasi kering, granul dibentuk oleh pelembaban bahan pengikat kedalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan kedalam granul yang lebih kecil. Dengan metode ini, baik bahan aktif maupun pengisi harus memiliki sifat kohesif supaya massa yang jumlahnya besar dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaanya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan.

3.     Kompaktibilitas
Kompaksi yaitu proses di prositas dari suatu kumpulan partikel menjadi berkurang karena di tekan secara mekanis. Uji kompaktibilitas dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan zat untuk saling berikatan menjadi massa yang kompak, digunakan mesin tablet single punch dengan berbagai tekanan dari yang rendah ke yang tinggi. Dengan mengatur kedalaman punch atas turun ke ruang die, kompaktibilitas yang digambarkan oleh kekerasan tablet yang dihasilkan.

4.     Metode kempa langsung (tableting)
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsungcampuran zat aktif dan eksipien keringtanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkinlangsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung  dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh).
     Zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah;
a)      Alirannya baik.
b)      Kompresibilitasnya baik,
c)      Bentuknya kristal,
d)     Dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.




BAB III
KESIMPULAN

1.      Granulasi adalah proses pembesaran ukuran partikel individual atau campuran serbuk untuk menghasilkan campuran obat dan eksipien dalam bentuk granul yang lebih besar dan lebih kuat daripada ukuran awal, sedangkan partikel awal masih dapat diidentifikasi.


Sabtu, 08 Juni 2013

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Rambutan ( Nephelium lappaceum L)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Rambutan ( Nephelium lappaceum L)
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Rambutan ( Nephelium lappaceum L)
Nephelium lappaceum L. berupa pohon dengan batang berkayu, batang berbentuk silindris, permukaan batang kasar, batang berwarna coklat dengan bercak-bercak putih, percabangan simpodial. arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas ada yang mendatar.

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Sapindaceae
Genus: Nephelium


Daun Nephelium lappaceum L. merupakan daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) dengan anak daun genap, yakni berjumlah 8 helai anak daun, berbentuk jorong. Daun Nephelium lappaceum L. merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (0,5-1cm) berbentuk silindris dan tidak menebal pada pangkalnya, tulang daun menyirip, , lebar daun 5,5 cm sampai 7 cm, panjang 9 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus) tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun tumpul (obtusus). Permukaan daun licin (laevis) kelihatan mengkilat (nitidus). Daging daun Nephelium lappaceum L. adalah seperti perkamen (perkamenteus).



Rambutan merupakan sebagian tumbuhan yang banyak manfaat. Seluruh belahan dari tumbuhan ini, mulai kulit, daun, biji, hingga akar, bisa berguna menjadi obat. Bagian tumbuhan yang berguna: Kulit buah, kulit kayu, daun, biji, dan akarnya. Uraian kegunaannya ialah sebagai berikut:
Kulit buah: Buat menangani disentri, demam
Kulit kayu: Buat menangani sariawan
Daun: Buat menangani diare dan menggelapkan rambut
Akar: Buat menangani demam
Biji: Buat menangani kencing manis (diabetes melitus)

Selasa, 04 Juni 2013

Deskripsi dan Karakteristik Tanaman Padi

Deskripsi dan Karakteristik Tanaman Padi
Deskripsi dan Karakteristik Tanaman Padi
Bagian-bagian tanaman dalam garis besarnya dalam dua bagian besar, yaitu:

1.Bagian vegertatif, yang meliputi : akar, batang, dan daun.
2.Bagian generatif, yang meliputi : malai yang terdiri dari bulir-bulir daun bunga.

Adapun bagian Vegetatif terdiri dari :

1. Akar

Kira-kira 5-6 hari setelah berkecambah, dari batang yang masih pendek itu keluar akar-akar serabut yang pertama dan dari sejak ini perkembangan akar-akar serabut tumbuh teratur. Pada saat permulaan batang mulai bertunas (kira-kira umur 15 hari), akar serabut berkembang dengan pesat.

Dengan semakin banyaknya akar-akar serabut ini maka akar tunggang yang berasal dari akar kecambah tidak kelihatan lagi. Letak susunan akar tidak dalam, kira-kira pada kedalaman 20-30 cm. karena itu akar banyak mengambil zat-zat makanan dari bagian tanah yang di atas. 

Akar tunggang dan akar serabut mempunyai bagian akar lagi yang disebut akar samping yang keluar dari akar serabtu disebut akar rambut dan yang keluar dari akar tunggang, bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut. Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas : Radikula, Akar serabut(akaradventifc), Akar rambut, Akar tajuk (crown roots) 


Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku/ padi termasuk golongan tumbuhan Graminae .Ruas batang padi di dalamnya beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri.

Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi bila malai belum keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari permukaan tanah sampai ujung malai tertinggi.
 Tinggi tanaman adalah suatu sifat baku (keturunan). Adanya perbedaan tinggi dari suatu varietas disebabkan oleh suatu pengaruh keadaan lingkungan. Bila syarat-syarat tumbuh baik, maka tinggi tanaman padi sawah bisaanya 80-120 cm.Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. 

Di dalam ketiak daun terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang terletak paling bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang dan upih daun, tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan batang primer. Batang-batang sekunder ini pada gilirannya nanti menghasilkan batang-batang tersier dan seterusnya. 

Peristiwa ini disebut pertunasan atau menganak. Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri.Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.Tunas orde pertama tumbuhnya didahului oleh tunas yang tumbuh dari sukma pertama, kemudian diikuti oleh sukma kedua, disusul oleh tunas yang timbul dari sukma ketiga dan seterusnya sampai kepad apembentukan tunas terakhir yang keenam pada batang tunggal.

Tunas-tunas yang timbul dari tunas orde pertama disebu ttunas orde kedua. Biasanya dari tunas-tunas orde pertama ini yang menghasilkan tunas-tunas orde kedua ialah tunas orde pertama yang terbawah sekali pada batang tunggal/ utama. Pembentukan tunas dari orde ketiga pada umunya tidak terjadi,oleh karena tunas-tunas dari orde ketiga tidak mempunyai ruang hidup dalam kesesakan dengan tunas-tunas dari orde pertama dan kedua. 

3. Daun

Daun terdiri dari : helai daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah daun yang menyelubungi batang. Pada perbatasan antara helai duan dan upih terdapat lidah daun. Panjang dan lebar dari helai daun tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari atas bisaanya merupakan daun terpanjang. Daun bendera mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun yang terbesar. Banyak daun dan besar sudut yang dibentuk antara daun bendera dengan malai, tergantung kepada varietas-varietas padi yang ditanam. Besar sudut yang dibentuk dapat kurang dari 900 atau lebih dari 900

Adapun bagian generatif terdiri dari :


Suatu malai terdiri dari sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet) yang timbul dari buku paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan sumbu utama dari malai, sedangkan butir-butir nya terdapat pada cabang-cabang pertama maupun cabang-cabang kedua.Pada waktu berbunga, malai berdiri tegak kemudian terkulai bila butir telah terisi dan menjadi buah.

Panjang malai diukur dari buku terakhir sampai butir di ujung malai. Panjang malai ditentukan oleh sifat baka (keturunan) dari varietas dan keadaan keliling. Panjang malai beraneka ragam, pendek (20 cm), sedang (20-30 cm) dan panjang (lebih dari 30 cm).

Kepadatan malai adalah perbandingan antara banyaknya bunga per malai dengan panjang malai. 
Misalnya : 300 bunga/malai = 15 bunga/malai per cm.,20 cm . Panjang malai suatu varietas demikian pula banyaknya cabang cabang tiap malai dan jumlah butir tiap-tiap cabang, tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Banyak cabang tiap-tiap malai berkisar dari 7-30 buah.


Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang di atas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai denganwarna pada umumnya putih atau ungu.

Malai padi terdiri dari bagian-bagian : tangkai bunga, dua sekam kelopak (terletak pada dasar tangkai bunga) dan beberapa bunga. Masing-msing bunga mempunyai dua sekam mahkota, yang terbawah disebut lemma sedang lainnya disebut palea: dua lodicula yang terletak pada dasar bunga, yang sebenarnay adalah dua daun mahkota yang sudah berubah bentuknya. 

Lodicula memegang peranan penting dalam pembukaan palea pada waktu berbunga karena ia menghisap air dari bakal buah sehingga mengembang dan oleh pengembangan ini palea dipaksakan membuka. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjadi mengembang karena ia menghisap air dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka. 

Hal ini memungkinkan benang sari yang sedang memanjang, keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi.Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepungsarinya. Sesudah tepung sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari ke kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukan. Kemudian terjadilah pembuahan yang menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumber makanan cadangan bagi tanaman yang baru tumbuh. 3. Buah padi 

Yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian lain membentuk sekam (kulit gabah).Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian: bagian paling luar disebut epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan bagian dalam disebut endocarpium. Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian ditempati oleh embryo (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian lemma. Pada lembaga terdapat daun lembaga dan akar lembaga. Endosperm umumnya terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein. Endosperm juga mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat anorganik (Badan Pengendali BIMAS


Senin, 03 Juni 2013

makalah:kertas dari jerami padi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pulp adalah bahan berupa serat berwarna putih yang diperoleh melalui proses penyisihan lingnin dari biomasa. Di negara kita banyak  terdapat  berbagai jenis tumbuh-tumbuhan seperti akasia, pinus, bambu, padi  dan lain-lain , yang dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk pembuatan pulp, dimana bahan baku yang sebagian besar digunakan adalah dari kayu-kayuan. Kekurangan pemasokan bahan baku kayu untuk produksi pulp yang disebabkan oleh isu lingkungan menyebabkan naiknya harga kertas. Untuk mengatasi hal tersebut, maka harus dicari bahan baku alternatif untuk menghasilakn pulp (Johanson, dkk, 1987).
Jerami Padi adalah salah satu bahan baku utama yang digunakan untuk produksi pupl dan kertas. Dalam konteks masa depan, jerami padi akan memainkan peranan yang penting dalam industri pupl, khususnya negara-negara berkembang yang mempunyai suplemen batas kayu, sementara bahan selain kayu banyak tersedia. Jerami padi merupakan salah satu bahan baku potensial yang tersedia dibeberapa negara didunia. Penelitian tentang pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku pulp dan kertas yang telah dilakukan kebanyakan menggunakan proses organosolv. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pulp yang dihasilkan jerami padi tidak kalah dengan pulp dari bahan lainnya. Selain itu juga memiliki beberapa keuntungan , diantaranya ramah lingkungan (Mierly, dkk, 1981).
Selama ini proses konvensional banyak digunakan dalam pembuatan pulp, dimana proses tersebut terdiri dari tiga metode, yaitu metode mekanis, metode semi kimia, dan metode kimia. Diantara ketiga metode tersebut paling sering digunakan adalah metode kimia dengan menggunakan proses kraft tetapi karena  rendeman pulp masih rendah maka dikembangkanlah proses alternatif lain, proses tersebut adalah proses organosolv, yaitu pemprosesan menggunakan pelarut organik. Prinsipnya adalah melakukan fraksionasi biomasa menjadi komponen utama penyusunnya (selulosa, hemiselulosa, dan lignin ) tanpa banyak merusak ataupun mengubahnya dan dapat diolah lelbih lanjut menjadi produk yang dapat dipasarkan.  Kelebihan dari proses organosolv dibandingkan dengan proses konvensional adalah :
1.      Berdampak kecil bagi lingkungan yaitu tidak menimbulkan pencemaran seperti gas-gas yang disebabkan oleh belerang.
2.      Cairan pemasak (pelarut organik) bekas dapat digunakan kembali, setelah dimurnikan terlebih dahulu.
3.      Produk samping mempunyai daya jual seperti glukosa, heksosa, fulfural, adhesive, serta bahan-bahan kimia ( Jiemenez, dkk, 1997)
Berbagai  pelarut organik yang dapat digunakan sebagai media delignifikasi  antara lain alkohol, asam amina, glikol, keton, ester, dan turunan penol (Johannes, dkk, 1977).
            Salah satu pelarut organik yang dikembangkan pemakaiannya adalah etanol. Pembuatan pulp dari jerami padi dengan proses etanol diharapkan dapat menghasilkan pulp dengan kandungan lignin rendah dan kandungan selulosa tinggi.

1.2  Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mencari kondisi optimum proses delignifikasi, yaitu pengaruh temperatur pemasukan, pengaruh waktu pemasakan, dan pengaruh konsentrasi katalis NaOH, untuk memperoleh pulp dengan kandungan selulosa lebih besar dari 90% sehingga memenuhi syarat bahan baku pembuatan selulosa asetat.

1.3  Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapt memberikan manfaat, antara lain dapat diperoleh kondisi optimum proses delignifikasi sehingga memberikan alternatif baru bagi pengolahan limbah jerami padi , menjadi bahan baku kimia, salah satunya bahan baku pembuatan kertas, yaitu pulp.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Padat Jerami Padi
Jerami Padi merupakan biomassa dengan kandungan selulosa terbesar, disamping hemiselulosa dan lignin dalam jumlah yang lebih kecil. Perbandingan komposisi kimia jerami padi dengan beberapa biomassa lainnya dapat dilihat pada komposisi kimia jerami padi dengan beberapa biomassa lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Komposisi Kimia beberapa Biomassa
Biomassa lignoselulosa
Selulosa
(% Berat)
Hemiselulosa
(% Berat)
Lignin
(% Berat)
Abu
(% Berat)
Sekam Padi
58,852
18,03
20,9
0,6-1
Jerami gandum
29-37
26-32
16-21
4-9
Jerami Padi
28-36
23-28
12-16
15-20
Tandan Kosong Kelapa sawit
36-42
25-27
15-17
0,7-6
Ampas tebu
32-44
27-32
19-24
1,5-5
Bambu
26-43
15-26
21-31
1,7-5
Rumput Esparto
33-38
27-32
17-19
6-8
Kayu Keras
40-45
7-14
26-43
1
Kayu lunak
38-49
19-20
23-30
1
Sumber : Mierly, (1981)

2.2 Komponen-Komponen Lignoselulosa
Komponen-komponen yang terdapat dalam jerami padi terdiri dari berbagai komponen penyusun, diantaranya adalah komponen-komponen lignoselulosa yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :


2.2.1 Seluosa
Selulosa merupakan komponen biomasa terbesar , berfungsi sebagai pembentuk struktur utama dinding sel tumbuhan. Selulosa adalah polisakarida yang tersusun atas β – D glukopiranosa yang terikat satu sama lainnya dengan ikatan-ikatan glikosida (C-O-C). Molekul-molekul selulosa membentuk mikrofibril, yang memiliki bagian yang sangat teratur (kristalin) dengan diselingi bagian yang kurang teratur (amorft) . Rumus kimia untuk ikatan 1,4 – β – D – Glukopiranosa masing-masing diperlihatkan pada gambar 2.1a dan 2.1b.

 Gambar 2.1a . Ikatan 1,4 – β – D – Glukopiranosa



 Gambar 2.1a . Ikatan 1,6 – β – D – Glukopiranosa



 
                  Gambar 2.2 Struktur Selulosa

            Permukaan rantai-rantai selulosa penuh dengan gugus-gusu OH. Gugus-gugus –OH  tersebut tidak hanya menentukan struktur supra molekul tetapi juga menentukan sifat fisika dan kimia selulosa. Sifat-sifat mekanik lembaran pulp atau kertas ditentukan oleh ikatan antar serat yang dihasilkan oleh ikatan –H  antara permukaan –permukaan serat ( Fengel D, 1983). Sifat-sifat permukaan serat, terutama jumlah gugus-gugus OH yang dapat membentuk ikatan antar serat menentukan kekuatan suatu lembaran dan tergantung pada proses isolasi ( Fengel D, 1983).
            Rumus kimia dari selulosa adalah (C6H10O5)n , dengan n sebagai jumlah pengulangan unit-unit gula atau ukuran rantai polimer yang dinyatakan dengan derajat polimerisasi (DP) . Besarnya derajat polimerisasi selulosa bervariasi menurut asal selulosa dan pengolahan yang dilakukan. Pulp komersial biasanya diperoleh dari bahan kayu dengan selulosa yang memiliki DP berat rat-rat 600- 1500. Struktur selulosa secara umum diperhatikan pada Gambar 2.2.
            Selulosa tidak larut dalam kebanyakan pelarut, tetapi dapat dilarutkan oleh beberapa asam pekat, seperti  : asam sulfat (72%) , asam klorida( 41%), dan asam trifluoro asetat (100%). Asam maupun enzim dapat menghidrolisis selulosa menjadi monosakarida. Umumnya kenaikan temperatur dan tekanan dapat meningkatkan laju hidrolisis oleh asam. Adanya lignin dan hemiselulosa di selulosa merupakan penghambat terhidrolisisnya selulosa ( Fengel. D, 1983).

2.2.2 Hemiselulosa
Hemiselulosa termasuk dalam kelompok polisakarida tetapi berbeda dengan selulosa, karena memiliki berbagai unit gula, rantai molekul yang lebih pendek, dan adanya percabangan rantai molekul. Komposisi dan jenis monomer hemiselulosa berbeda-beda untuk berbagai jenis tanaman. Manosa merupakan monomer terbanyak dalam hemiselulosa kayu lunak, diikuti oleh selulosa, glukosa, galaktosa, dan arabinosa. Pada kayu keras, selilosa merupakan monomer utama hemiselulosa, diikuti dengan manosa, glukosa, galaktosa, serta sejumlah kecil arabinosa. Gula penyusun hemiselulosa sama seperti gula penyusun selulosa yaitu glukosa, manosa, galaktosa, arabinosa, dan asam glukonat. Beberapa sifat hemiselulosa antara lain sedikit larut dalam air, larut dalam mineral encer, alkali encer, dan pelarut organik. (Susanto, 1998).

2.2.3 Lignin
Lignin merupakan komponen makromolekul ketiga yang terdapat dalam biomassa, berfungsi sebagai pengikat antar serat. Kandungan lignin dalam biomassa bervariasi menurut spesies dan bagian tanaman. Kebanyakan biomassa kayu mempunyai kandungan lignin antara 20-40%.
Struktur molekul lignin terdiri dari sistem aromatik yang tersusun atas unit-unit fenilpropan. Rumus sturktur lignin dapat digambarkan dengan 16 unit fenilpropan yang menunjukkan sebagian makromolekul lignin. Berat molekul lignin bisa mencapai 11.000 dengan kandungan unit fenilpropan sekitar 60.
Pengisolasian lignin dapat dilakukan dengan hidrolisis dan ekstraksi atau dengan mengubahnya menjadi turunan lignin yang dapat larut. Beberapa sifat lignin antara lignin antara lain tidak larut dalam air, asam mineral, dan larut parsial dalam asam organik pekat, dan larutan alkali encer. ( Susanto, 1998),

2.3 Proses Pembuatan Pulp Secara Konvensional
            Sebagian besar pulp yang diproduksi didunia pada saat ini (80%) menggunakan proses kraft, hanya sebagian kecil yang menggunakan proses kraft. Cairan pemasak yang digunakan pada proses kraft adalah NaOH ditambah dengan pemasak aliran bawah vertikal, pada temperatur 160- 180oC , tekanan 7-11 bar dan waktu pemasakan 4-6 jam.
Setelah pemasakan , pulp dan lindi pemasak (lindi hitam) dikeluarkan dari bagian bawah bejana pada tekanan yang diturunkan masuk kedalam tangki penghembus. Kotoran ukuran besar yang tidak cukup masak (mata kayu) disaring pada penyaring mata kayu dan dikembalikan kedalam bejana untuk pemasakan ulang, lalu lindi pamasak bekas dikeluarkan . Setelah pencucian pulp dengan arus yang berlawanan diproses lebih lanjut sedikit dan akhirnya dikentalkan dan disimpan untuk diproses lebih lanjut.
Keuntungan –keuntungan proses kraft adalah :
·        Selektivitas delignifikasi lebih tinggi
·        Sifat-sifat pulp lebih baik
·        Pemulihan bahan kimia lebih sederhana
Selain itu, kerugian –kerugian dari penggunaan proses kraft adalah  :
·        Rendemen pulp rendah
·        Warna pulp yang gelap
·        Memerlukan proses belaching yang sangat efisiensi

2.4 Pembuatan Pulp dengan Pelarut Organik
            Pembuatan pulp dengan menggunakan pelarut organik telah menjadi metode alternatif : bagi proses –proses pembuatan pulp konvensional. Proses pembuatan pulp dengan pelarut organik dapat dilihat pada gambar 2.6.

            Berbagai pelarut organik yang dapat digunakan sebagai delignifikasi anatara lain : Alkohol, asam amina, glikol, ester, fenol, dan turunan fenol (Johannson, dkk, 1987). Pelarut organik yang pertama kali digunakan untuk proses pembuatan pulp ialah Etanol-HCl yang digunakan oleh klason pada tahun 1893, kemudian pulp dengan menggunakan campuran etanol-air dan metanol-air tanpa penambahan katalis, tetapi dield pulp sangat rendah dan merendukan temperatur yang tinggi (Jimenez, dkk.1997).            Pelestarian terhadap pelestarian lingkungan dan konservasi sumber daya alam turut mendorong berkembangnya penggunaan pelarut organik sebagai media delignifikasi. Pembuatan pulp dengan pelarut organik dikembangkan berdasarkan pemisahan selektif dari komponen utama biomassa (selulosa, hemiselulosa, dan lignin), melalui perbedaan sifat kimia komponen penyusunnya.
Kemudian sarkanen (1990), mengembangkan proses tersebut dengan penambahan sedikit katalis NaOH (7-12%), dengan menambahkan katalis tersebut dapat menurunkan temperatur reaksi sampai 30oC.
Keuntungan proses etanol adalah  :
1.   Menghasilkan produk samping yang mempunyai daya jaul
2.   Ramah lingkungan  ( tidak menimbulkan bau;)
3.  Cairan pemasak mudah unutk dipulihkan kembali
Disamping proses etanol terdapat juga proses lain yaitu proses asam asetat, dimana keuntungan dari proses asam asetat itu adalah :
1.      Keluwesan dalam pengoperasian , dapat dilakukan pada tekanan dan temperatur rendah atau tinggi dan dapat dilakukan dengan atau tanpa katalis
2.      Selektivitas delignifikasi yang baik untuk mempertahankan selulosa.Dibandingkan dengan proses etanol, proses aam asetat ini tidak jauh berbeda dalam hal keuntungan dibidang lingkungan. Namun saat ini para peneliti mencoba mengembangkan proses etanol.